Total Pengunjung

Wednesday, 15 May 2013

Cara Memasang Lagu ke Blog

Cara memasang lagu di blog yang otomatis diputar sebenarnya sangat mudah. Lagu atau musik yang terpasang ini tentunya akan menjadi bentuk ekspresi dari sang blogger. Hanya saja perlu diperhatikan ukuran dari halaman blog anda. Jangan sampai halaman blog anda menjadi terlalu berat.

Tapi sebelum anda melakukan itu sebaiknya buat pertimbangan juga apa itu tidak mengganggu pengunjung blog anda. Apakah anda tidak merasa terganggu dengan lagu yang sedang terputar saat ini? Jika ya, maka sebaiknya batalkan saja rencana anda memasang lagu pada blog anda.
Tapi seandainya blog anda memang membahas masalah musik apalagi yang fanatik dengan genre tertentu maka tidak ada salahnya anda memasang satu lagu yang menurut anda keren.
Situs yang menyediakan layanan pemasangan lagu yang langsung diputar adalah http://divine-music.info/.

MEMILIH LAGU DARI DIVINE MUSIC

  • Pada bagian homepage anda akan melihat bahwa di bagian header ada sebuah pilihan BROWSE ALL. Silahkan diklik
  • Pada bagian atas halaman BROWSE ALL anda akan melihat BROWSE ARTISTS ALPHABETICALLY, silahkan cari nama dari artis atau grup penyanyi berdasarkan huruf awal namanya.
  • Di halaman baru pilih nama artis yang anda cari dan silahkan diklik
  • Anda akan melihat sebuah kolom berisi kode. Jika anda ingin memberi kredit buat divine-music maka copy semua. Tapi jika anda hanya ingin mendapat musiknya saja, maka kode yang diapit oleh tag EMBED saja yang dipergunakan. Sebisa mungkin kode ini dipasang dibagian paling akhir dari blog anda. Ini tidak akan mempercepat loading blog, tapi setidaknya blog anda bisa dimuat seluruhnya sebelum musik dimulai.

    Contoh kode:
    <embed align="center" autostart="TRUE" height="1" loop="TRUE" src="http://divine-music.info/musicfiles/01 Harlem Shake.swf" type="application/x-shockwave-flash" width="1"></embed>

    Ubah nilai TRUE pada loop menjadi FALSE jika ingin lagu hanya sekali saja diputar....

MEMASANG LAGU PADA BLOG

  • Sekarang masuk ke akun blogger anda
  • Masuk ke menu TATA LETAK
  • Klik TAMBAH GADGET
  • Pilih HTML/JAVASCRIPT
  • Paste kode tadi di dalam jendela widget
  • Tidak perlu mengisi nama widget
  • Klik SIMPAN
  • Atur posisi widget di bagian paling akhir halaman dan SIMPAN PERUBAHAN TEMPLATE
Sekarang setiap kali orang mengakses blog anda, mereka akan mendengarkan lagu tersebut. Kalau anda bosan, silahkan ganti dengan yang lainnya, atau hapus saja widget yang tadi anda pasang, dan blog anda akan kembali silent mode.

Saturday, 26 January 2013

(Logical Framework Approach)

Penulis : Irfan Rifai [23111690]
Penulis : M.Iqbal Perdana [24111202]
Penulis + Editor : Tegar Winanda A.I [27111055]
Illustrator : Tri Wahyuni [27111176]

2KB02

Universitas Gunadarma
2013
{ I }. Konsep yang digunakan dalam Logical Framework Approach (LFA)
Tujuan dari proyek pengembangan adalah untuk mengurangi perbedaan hasil akhir yang diinginkan lingkungan dengan masyarakat. Apabila terdapat persetujuan umum tentang kondisi sebelum proyek dilaksanakan, maka memungkinkan untuk menyetujui sasaran-sasaran prioritas dalam pengembangan keseluruhan sasaran proyek.

Proyek pengembangan mempunyai ketergantungan pada lingkungan dan masyarakat sehingga kondisi yang diharapkan, harus diuraikan sedemikian rupa. Hal tersebut sangat penting supaya memungkinkan memeriksa langkah-langkah yang akan dilakukan berikutnya. Proyek yang berhasil adalah yang dapat menghubungankan sasaran dengan target kelompok.
 
Proyek pengembangan didasarkan pada masukan berbagai sumber daya, implementasi dari aktivitas tertentu,  dan  akan  menghasilkan  keluaran-keluaran  yang  diharapkan  untuk  memberikan  kontribusi  dalam pencapaian sasaran yang diharapkan.
Masukan, aktivitas-aktivitas dan unsur-unsur proyek, didalamnya tidak terdapat ukuran - ukuran (indikator-indikator) keberhasil atau kegagalan suatu proyek., tetapi tergantung pada;
a.   Faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh manajemen proyek
b.   Faktor-faktor eksternal.

Selama fase perencanaan dan implementasi, sangat penting dilakukan monitoring, identifikasi dan analisis sejumlah faktor-faktor eksternal karena penyebab-penyebab kemungkinan kegagagalan dapat terjadi sejak fase perencanaan. Untuk lebih jelasnya lihat bagan dibawah ini: 

( bagan konsep LFA )
====================================================
{ II }. Definisi Lyx (Program Text Editor)
Pada saat ini memang banyak sekali program text editor, diantaranya yang paling populer adalah Microsoft Office. Namun dalam pengerjaan tugas ini kami menggunakan program Lyx, untuk selanjutnya kami akan mendefinisikan tentang text editor Lyx yang kami gunakan dalam pengerjaan tugas ini.
A. Pengertian Lyx
Lyx adalah salah satu front-end LATEX yang berbasis GUI, yang dapat dijalankan pada hampir semua platform sistem operasi. LATEX sudah cukup lama dikenal sebagai alat untuk menata tata letak (layout) buku atau majalah yang berkaitan dengan ilmu pasti. Dengan munculnya LYX yang dapat dioperasikan secara intuitif, hampir semua bidang dapat memanfaatkan LATEX sebagai alat untuk menata tampilan buku/ majalah. Sistem desktop publishing (DTP) digunakan untuk mengedit teks dan gambar yang dimasukkan pada suatu halaman penuh. Jadi, secara prinsip hampir semua jenis word processor atau document-processor dapat dijadikan salah satu komponen masukan dari sistem DTP.

LATEX yang bekerja di balik aplikasi LYX merupakan text-processor yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan word processor, di antaranya adalah konsistensi, referensisilang dan penempatan gambar/tabel secara otomatis, serta penyusunan pustaka yang konsisten. Konsistensi tata letak ini disebabkan karena semua komponen tata letak dikontrol oleh suatu makro atau paket LATEX. Dengan kata lain, sekali suatu makro didefinisikan maka akan didapatkan tata letak yang sangat konsisten.
Secara teknis, LyX yang dibangun berdasarkan LaTeX kurang tepat jika dikategorikan sebagai word processor. Perancang LaTeX, Leslie Lamport (1985) menyebut LaTeX sebagai document preparation system. LaTeX merupakan front-end untuk bahasa scripting khusus untuk typesetting, TeX, yang dibuat oleh Donald Knuth (1984). Format pdf (portable document format) dan dvi (device independent format) bermula dari TeX.
Perbedaan yang dibawa LaTeX maupun LyX adalah paradigma dalam menyusun dokumen, dari WYSIWYG (What You See Is What You Get) yang dibawa oleh word processor pada umumnya, menjadi WYSIWYM (What You See Is What You Mean), yang berarti bahwa penyusunan dokumen tidak berdasarkan pada penampilan dari bagian-bagian khusus dokumen tersebut, melainkan berdasarkan struktur dokumen (catatan: karena hanya berbeda satu karakter antara WYSIWYG dengan WYSIWYM, selanjutnya saya akan menuliskan keduanya sebagai WYSIWYGet dan WYSIWYMean agar mudah dibedakan). Misalnya, pada word processor biasa, ketika mengetik suatu artikel, saya mengatur jenis dan ukuran font untuk judul artikel secara manual, kemudian mengatur indentasi paragraf, dan kembali mengatur jenis dan ukuran font secara manual untuk setiap judul bab, dan seterusnya. Pada LyX, saya cukup menandai bagian-bagian dokumen tersebut, “yang ini judul. Yang itu paragraf. Yang ini nama penulis,” dan LyX akan secara otomatis mengatur jenis, ukuran, dan style dari font yang akan digunakan, indentasi, dan sebagainya. Kira-kira mirip dengan pengaturan style pada word processor modern (versi-versi baru Microsoft Word ataupun OpenOffice.org Writer), yang sudah mulai beralih ke paradigma WYSIWYMean. Bedanya, word processor masih memungkinkan pengguna untuk melakukan pengaturan typeface secara manual (WYSIWYGet), sedangkan LyX adalah WYSIWYMean murni. Pada LyX, bahkan menekan tombol [Enter] atau [Space] dua kali tidak akan memberikan dua new line feed atau pun dua spasi. Konsep WYSIWYM pada word processor belum matang, tidak seperti pada LyX atau LaTeX yang sudah ada sejak 24 tahun yang lalu.
Contohnya, dalam LyX kita tidak bisa mengetik dua spasi secara berurutan, dua baris baru secara berurutan, atau memiliki baris yang kosong! Karena semua pengaturan tentang spacing antar paragraf, antar bagian dst sudah dibuat secara otomatis.

Keunggulan dari LyX yaitu :
- Output yang konsisten misalnya, semua paragraf dipastikan memiliki margin yang sama, semua judul dipastikan memiliki besar sama, dst. Selain itu, karena dokumen sangat terstruktur maka ada fitur untuk melakukan navigasi intra-dokumen yang sangat bagus (ada daftar judul-judul bab dan sub-bab, kita bisa meng-klik untuk pindah ke bagian tersebut dengan cepat).

- Setiap dokumen memiliki kelas sendiri, misalnya article atau book, dan setiap kelas sudah terformat dengan sangat baik bahkan melebihi apa yang biasa kita lakukan dengan Word. Contohnya, pada kelas book, nomor halaman sudah berada pada tempat yang tepat (di bawah saat mulai bab, di atas pada halaman lainnya). Penomoran bab dan sub-bab langsung dibuat secara otomatis!
- Setiap gambar dan tabel juga diberikan penomoran otomatis! Tidak seperti di Word dimana kita harus melakukan setting yang cukup repot dan tidak semua orang bisa melakukannya. Juga, seperti buku-buku profesional pada umumnya, setiap tabel maupun gambar tidak terletak di tempat kita meletakkan tabel/gambar tersebut, tetapi di awal atau akhir halaman! Dan semuanya otomatis! (fitur ini bisa dimatikan untuk tabel tertentu).
Kekurangan LyX yaitu :
- Tidak bisa mengatur style (warna, font, dll) yang baku dari style yang sudah ada seperti judul bab, judul sub-bab, dll (walaupun untuk tulisan bukan judul bisa dilakukan).

- Sulit untuk mengatur apa-apa yang sudah di pre-format oleh Lyx, misalnya di mana penomoran halaman diletakkan, atau kata-kata otomatis yang digunakan. Seperti Chapter xxx, Figure xxx, Table xxx (dalam penomoran otomatis)… tetapi versi Bahasa Indonesia seperti Bab xxx, Gambar xxx, Tabel xxx tersedia (dengan memilih bahasa Bahasa (seharusnya Bahasa Indonesia kan???)), tetapi seperti yang sudah dikatakan kita tidak bisa mengubahnya menjadi Bagian xxx atau Figur xxx misalnya.
====================================================
{ III }. Contoh Kasus
Tahap awal untuk workshop LFA adalah suatu gambaran situasi yang akan dianalisis, contoh studi kelayakan, laporan prapenilaian, atau suatu kumpulan informasi untuk workshop. Dalam menggambarkan penggunaan metode LFA yang diuraikan pada bab 3 dari pedoman ini, kita akan menggunakan contoh sangat sederhana seperti dibawah ini:

Jakarta mempunyai beberapa perusahaan bus. Sepanjang tahun terakhir frekwensi kecelakaan bus naik secara signifikan. Telah menyebabkan banyak penundaan keberangkatan dan tidak menyenangkan para penumpang. Selain itu terdapat beberapa kecelakaan yang serius di mana para penumpang telah menjadi korban. Surat kabar telah mengambil kepentingan dalam masalah itu, dan sebagian dari perusahaan bus tentunya akan mempunyai dampak dari publisitas yang tidak baik yaitu terjadinya penurunan jumlah penumpang. Sebagian besar masalah teknis adalah: bus tua, dan kondisi yang tidak disenangi karena susahnya sparepart atau suku cadang. Disamping itu, faktor manusia juga penting untuk dipertimbangkan karena banyak kecelakaan disebabkan oleh kecepatan tinggi sewaktu mengemudi di jalan yang jelek. Salah satu dari perusahaan kini mengorganisir suatu workshop LFA dalam rangka memutuskan harus berbuat apa untuk mensikapi masalah itu?
1. ANALISIS PARTISIPASI  
Atas dasar informasi yang tersedia, kelompok - kelompok yang berkepentingan dibawah ini dapat kita identifikasikan.
Atas dasar informasi yang tersedia, perbandingan antara penumpang dan perusahaan bus berikut ini dapat diidentifikasikan.
 Workshop memutuskan untuk memberi prioritas kepada para penumpang kepentingan akan analisa yang berikutnya. 
2. ANALISIS MASALAH  
Workshop memutuskan bahwa jumlah yang tinggi kecelakaan harus dipertimbangkan sebagai akar masalah. Pohon Masalah subtantive yang berikut dan mengarahkan penyebab dan efek dapat dibentuk seperti bagan dibawah ini :

3. ANASISIS SASARAN  
Permasalahan dirumuskan kembali dengan statement positif. workshop memutuskan untuk menambahkan "pelatihan bagi pengemudi" sebagai alat untuk membuat pengemudi yang lebih bertanggung jawab.
4. ANALISIS ALTERNATIF 
Sasaran pertama yang tidak bisa dicapai harus dihapuskan. Workshop memutuskan kondisi-kondisi jalan yang ditingkatkan itu seluruhnya di luar jangkauan perusahaan bus.
Ingat hasil analisa partisipasi, pilihan alternatif dikenali dari pohon sasaran hasil. Dalam hal ini ada dua alternatif jelas nyata : 
Dua peserta workshop harus setuju atas ukuran-ukuran yang harus digunakan untuk menilai kelangsungan hidup dengan pilihan yang berbeda. Hasil ditunjukkan di bawah dalam kolom yang kiri. Ke tiga alternatif kemudian menganalisa dengan hasil yang berikut: 
Pilihan 1 terbatas pada program pelatihan. Peluang sukses adalah rendah jika bus tetap pada kondisi yang jelek.
Pilihan 2 lebih mahal dan tidak ada jaminan hasil akan jadi positif kecuali jika pengemudi juga diperbaiki.
Pilihan 3 adalah alternatif yang paling mahal, tetapi mempunyai suatu kemungkinan sukses lebih tinggi. Hasil adalah bahwa salah satu dari pilihan yang dipilih dalam strategi proyek, adalah pilihan 3 
5. MENDEFINISIKAN ELEMEN PROYEK UTAMA (MP)
Unsur-Unsur Proyek yang utama didaftarkan kolom yang kiri MP. Sebagian dari unsur-unsur dapat diperoleh dari pohon sasaran. Tolong dicatat bahwa keluaran itu adalah hasil yang dapat dijamin oleh proyek, sedang sasaran yang prioritas adalah di luar jangkauan secara langsung proyek itu.
6. MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL 
Sebagian dari faktor yang eksternal dapat juga diperoleh dari pohon sasaran hasil. Dalam contoh ini terbatas hanya pada satu. seperti faktor yang terdaftar, yakni "jalan yang diperbaiki" yang mengasumsikan penting dalam rangka mengurangi frekwensi bus kecelakaan.
 7. INDIKATOR YANG ADA  
Indikator menetapkan bagaimana cara memverifikasi pencapaian sasaran hasil dan keluaran. Beberapa indikator dapat diperoleh dari pohon sasaran hasil. Suatu indikator sasaran prioritas menetapkan berapa banyak frekwensi bus kecelakaan yang harus dikurangi dan dengan memberi tanggal. kemudian kemungkinan untuk memverifikasi apakah sasaran yang prioritas telah dicapai atau belum.
Lebih terperinci indikator harus diidentifikasi sebagai bagian dari sistem monitoring. Sebagai contoh (mengambil keluaran 1)

Indikator 1 
Dari yang ada 120 pengemudi sedikitnya 60% dilatih;terlatih tahun 1 dan 40% di (dalam) tahun 2; tentang pengemudi yang terlatih semua daftar adalah suatu peningkatan kwalitatif dalam kemampuan mengemudi, gaya dan kepatuhan kepada aturan trafic, yang dibuktikan menurut ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh Manggo Dept Trafific. dan mensurvei dengan sporadis melalui cek dan kendali jalan.

Indikator 2 
Keluhan terhadap pengemudi bus terlatih mengenai kemampuan mengemudi, gaya dan pengamatan atas peraturan lalu lintas kurang dari 20% tentang tingkatan (30 hari / keluhan) dengan pertengahan tahun ke 2. Alat verifikasi :
- Laporan pengendalian Lalu lintas, Bagian Lalu Lintas 
- Pelanggaran Peraturan Lalu Lintas, Kepolisian 
- Survey Lalu Lintas bus independent 
- Buku Komplain Pelanggan Perusahaan Bus