Total Pengunjung

Sunday 13 November 2011

manfaat gerakan sholat untuk kesehatan

manfaat gerakan sholat untuk kesehatan

Sholat merupakan investasi yang sangat berharga, tidak hanya investasi pahal tetapi juga investasi dalam hal kesehatan, berikut saya petikan manfaat gerakan sholat untuk kesehatan :
  • Takbiratul Ihram
Yaitu berdiri tegak kemudian mengangkat kedua tangan sejajar telinga atau bahu, lalu meletakkan kedua telapak tangan di depan perut atau dada bagian bawah di atas pusar
  • Manfaat:
Melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
  • Rukuk
Gerakan rukuk adalah menundukkan badan dengan kedua tangan diletakkan di atas lutut, gerakan ini jika sempurna ditandai dengan tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
  • Manfaat
Keadaan ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
  • Iktidal
Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
  • Manfaat
Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
  • Sujud
Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
  • Manfaat
Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah (jangan tergesa gesa) agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
  • Duduk Iftirosy
Duduk diantara 2 sujud dan pada saat attahyat awal, yaitu duduk dengan posisi telapak kaki kiri di duduki oleh pantat dan telapak kaki kanan berdiri dengan jari-jarinya mengahdap ke kiblat sedangkan kedua telapak tangan berada di atas lutut.
  • Manfaat
Tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan.
  • Duduk tawarruk
Duduk attahyat akhir, Duduk seperti duduk iftirosy tetapi kaki dimasukkan dibawah kaki kanan sehingga posisi pantat duduk pada lantai
  • Manfaat
Sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak manusia.
  • Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
  • Manfaat
Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

Wednesday 2 November 2011

Pengemis dan Pengamen Sebagai Trend Profesi

Pengemis dan Pengamen Sebagai Trend Profesi

Entah apa yang terjadi dalam kehidupan para pengemis dan pengamen dan pengamen - pengamen di jalanan ibukota jakarta yang semakin menjamur di setiap - tiap lampu merah dan jembatan penyebrangan. Mereka mencari nafkah dengan menadahkan tangan, memohon belas kasih dari orang lain. Semasa kecil ,saya sering menemani ibu  saya ke pasar menyusuri emperan ruko, namun kala itu jarang terlihat pengemis di sepanjang jalan. Kalaupun ada sekali - dua kali terlihat orang gila yang tertidur di dekat pasar dengan baju compang -  camping, rambut gimbal, kuku hitam dan tubuh penuh debu yang mengering, keringat yang lekat di kulit karena keringat.
Perbedaan kehidupan sewaktu kecil dan sekarang setelah saya dewasa, membuat saya bertanya - tanya Apakah bangsa ini menjadi lebih miskin, sehingga pengemis dan pengamen semakin banyak saat ini ?Beberapa kali saya melihat liputan di televisi tentang hal ini, tampak ada nya kemunduran pemikiran dari orang - orang yang berprofesi sebagai pengemis dan pengamen jalanan ini.
Ada yang menggunakan trik tertentu agar terlihat cacat dan tidak mampu bekerja, sehingga orang lain menjadi iba, kemudian memberi sedekah. Ada yang mengorganisir anak- anak kecil dan ibu - ibu tua untuk meminta - minta di jalanan, jembatan , perumahan dan tempat - tempat lain. Mereka di antar ke tempat- tempat lyang sudah di rencanakan, serta di awasi agar tidak ada yang kabur, meraka semua di beri makanan bungkus dan kemudian di jemput di sore/malam harinya, untuk menyetor pendapatan mengemis mereka dan menerima upah.Bahkan ada juga yang mengaku mempunyai rumah bagus dan sawah di desa/kampung halamannya. Mengemis adalah pekerjaan sempingan yang menguntungkan karena tidak perlu bekerja keras, begitu yang sempat di katakan seseorang pengemis di liputan televisi dengan kamera tersembunyi.
Lain pengemis lain pula pengamen. Jika kita naik bus kota/metromini/kopaja/transportasi lain nya, maka kita akan dapati beberapa pengamen naik saling bergantian untuk menjajakan suaranya, dari usia anak-anak, usia  remaja, remaja dewasa dan ada juga orang tua. Namun belakangan lebih sering mereka memaki dan menyumpahin para penumpang yang memilih untuk tidak memeberi sedekah, tak jarang pegamen remaja dan dewasa menodong beberapa penumpang kemudian merampas barang-barang dan uang penumpang.
Cukup lama saya mengamati proses kemunduran ini di jalanan. Entah harus iba atau kesal dan marah dengan keadaan ini. Seperti tidak mungkin jika harus menuduh dan menyalahkan mereka atas apa yang menjadikan mereka profesi seperti itu dan kemudian bertindak curang bahkan anarkis dan kriminal. Dan sepertinya tidak mungkin juga hanya menyalahkan kebijakan-kebijakan pemerintah.
Tidak banyak yang bisa saya katakan dalam hal ini, Semua kembali ke diri kita masing-masing dalam berkemampuan, berpendidikan dan beragama sehingga membentuk pribadi yang kuat berprinsip dan bermoral.
Saya sebagai generasi bengsa ini juga berharap banyak dari pemerintah untuk dapat mewujudkan lapangan-lapangan kerja seperti yang di janjikan. Mungkin dengan begitu para pengemis dan pengamen-pengamen yg anarkis yang ada di jalanan bisa di salurkan sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga bangsa ini juga bisa mengembangkan sumber daya manusia indonesia sendiri, bukan nya melempar proyek-proyek negara ke lembaga-lembaga dan tenaga-tenaga asing, Dengan catatan para pelaku profesi pengemis, pengamen ataupun pengangguran mau belajar dan membangun pondasi di diri sendiri masing-masing.
Yang terpenting dalam catatan saya adalah  Menyadari dan memahami diri sendiri. apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan kita, kemudian belajar dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Pada akhirnya tiap-tiap pribadi yang menjadi lebih baik akan membuat bangsa ini menjadi lebih baik pula.

 
http://www.mahaputra.iblogger.org/index.php?p=2_11 
http://www.google.com/imgres?um=1&hl=en&sa=N&biw=1366&bih=604&tbm=isch&tbnid=uEB72CfkOdncpM:&imgrefurl=http://www.kaskus.us/showthread.php%3Fp%3D456255766&docid=PEMh49cDqslhaM&imgurl=http://lca.wisc.edu/~emraffer/Images/083a.jpg&w=566&h=360&ei=CT6xTtvbKIfLrQfWkr1N&zoom=1

Maraknya Pengmis dan Pengamen di Jakarta


Berdasarkan data dari Dinas Sosial DKI Jakarta, jumlah anjal pada 2009 sebanyak 3.724 orang, 2010 meningkat menjadi 5.650 orang, dan pada 2011 ini juga meningkat menjadi 7.315. Pada umumnya mereka bekerja sebagai pengemis, pengamen, pengelap kaca mobil, pedagang asongan, joki 3 in 1, dan petugas parkir liar, keadaan ini cukup memprihatinkan. Mereka bukan hanya lahir di jakarta, tapi ada juga datang dari luar kota .

penyebab utama kondisi itu adalah karena penduduk miskin yang makin bertambah. Sejak reformasi bergulir banyak masyarakat yang standar hidupnya makin menurun. Penghasilan masyarakat berkurang, sehingga daya beli pun ikut berkurang orang tua kesulitan mencukupi kebutuhan anak-anaknya, dan akhirnya si anak mencari nafkah sendiri, antara lain dengan menjadi anak jalanan.

Di samping itu , Keberadaan terminal bus dan stasiun besar yang aktif selama 24 jam mendukung kondisi tersebut.

Ini yang menyebabkan jakarta menjadi kota yang ramai dan padat dengan berbagai aktivitas bisnis dan jasa. Kondisi ini menjadikan tempat yang menarik bagi anak jalanan. Mereka memadatinya, sehingga jumlahnya tiap tahun cenderung meningkat .


Diungkapkan, dibanding dengan kelompok anak yang memerlukan perlindungan khusus lainnya, seperti anak telantar, anak nakal, anak cacat, anak bermasalah dengan hukum, dan anak yatim, kelompok anak jalanan ini sulit ditangani.

Selain anak jalanan, kelompok lainnya bisa ditangani dan dibina di lembaga sosial masyarakat dan organisasi sosial lainnya. Tapi kalau anak jalanan, karena merasa mudah mencari uang di jalanan, sehingga mereka enggan dibina .

Fenomena ini menjadikan Pemerintah kesulitan membina anak-anak tersebut, misalkan tahun ini membina 20 dari 300 anak jalanan, ternyata tahun berikutnya jumlahnya makin bertambah. Jadi upaya pembinaan, kalah cepat dengan pertumbuhan mereka. Ini yang sering terjadi .

Dikatakan, sebenarnya pemerintah kota jakarta bersama sejumlah LSM di jakarta sudah maksimal membina mereka. Pembinaan yang dilakukan dalam bentuk pelatihan keterampilan dengan memberi modal usaha. Tapi karena pikiran mereka, kalau mencari uang di jalanan lebih mudah daripada bekerja, akhirnya mereka ada yang kembali ke jalan .

Tahun ini mengalokasikan dana dari pemprov DKI sebesar Rp 500 juta untuk pengentasan anak jalanan dan anak-anak yang perlu mendapat perhatian khusus lainnya. Sedang Pemprov DKI pun menyalurkan dana untuk pengentasan anak tersebut, melalui beberapa LSM yang ditunjuk untuk membina mereka.


Pemprov DKI Jakarta, memiliki ketegasan terkait dengan warganya. Seperti dicontohkan saat kunjungan kerja yang dilakukan Komisi VIII ke Cina. Warga Cina harus berdomisili di kota kelahirannya. Ketika pindah kota, maka hak-hak warga tersebut tidak serta merta ikut pindah juga.

Menurutnya, itu bisa diadaptasi di sini, ketika ada warga yang tidak punya KTP DKI, hak meraka tetap ada di daerah asal, bukan di DKI.

Jadi tidak sembarangan orang masuk ke Jakarta. Sehingga tidak menjadi beban Pemprov DKI. Kalau kita mau adil,  itu harus menjadi beban daerah asal. Karena akan berakibat tidak adil kepada warga Jakarta asli, karena anggaran tersedot untuk orang yang bukan penduduk asli,

Permasalahan anjal bukan hanya masalah daerah semata, tetapi masalah bersama. Untuk itu, perlu dipikirkan bagaimana meningkatkan perekonomian daerah, sehingga mereka tidak perlu datang ke Jakarta .