Total Pengunjung

Wednesday 2 November 2011

Pengemis dan Pengamen Sebagai Trend Profesi

Pengemis dan Pengamen Sebagai Trend Profesi

Entah apa yang terjadi dalam kehidupan para pengemis dan pengamen dan pengamen - pengamen di jalanan ibukota jakarta yang semakin menjamur di setiap - tiap lampu merah dan jembatan penyebrangan. Mereka mencari nafkah dengan menadahkan tangan, memohon belas kasih dari orang lain. Semasa kecil ,saya sering menemani ibu  saya ke pasar menyusuri emperan ruko, namun kala itu jarang terlihat pengemis di sepanjang jalan. Kalaupun ada sekali - dua kali terlihat orang gila yang tertidur di dekat pasar dengan baju compang -  camping, rambut gimbal, kuku hitam dan tubuh penuh debu yang mengering, keringat yang lekat di kulit karena keringat.
Perbedaan kehidupan sewaktu kecil dan sekarang setelah saya dewasa, membuat saya bertanya - tanya Apakah bangsa ini menjadi lebih miskin, sehingga pengemis dan pengamen semakin banyak saat ini ?Beberapa kali saya melihat liputan di televisi tentang hal ini, tampak ada nya kemunduran pemikiran dari orang - orang yang berprofesi sebagai pengemis dan pengamen jalanan ini.
Ada yang menggunakan trik tertentu agar terlihat cacat dan tidak mampu bekerja, sehingga orang lain menjadi iba, kemudian memberi sedekah. Ada yang mengorganisir anak- anak kecil dan ibu - ibu tua untuk meminta - minta di jalanan, jembatan , perumahan dan tempat - tempat lain. Mereka di antar ke tempat- tempat lyang sudah di rencanakan, serta di awasi agar tidak ada yang kabur, meraka semua di beri makanan bungkus dan kemudian di jemput di sore/malam harinya, untuk menyetor pendapatan mengemis mereka dan menerima upah.Bahkan ada juga yang mengaku mempunyai rumah bagus dan sawah di desa/kampung halamannya. Mengemis adalah pekerjaan sempingan yang menguntungkan karena tidak perlu bekerja keras, begitu yang sempat di katakan seseorang pengemis di liputan televisi dengan kamera tersembunyi.
Lain pengemis lain pula pengamen. Jika kita naik bus kota/metromini/kopaja/transportasi lain nya, maka kita akan dapati beberapa pengamen naik saling bergantian untuk menjajakan suaranya, dari usia anak-anak, usia  remaja, remaja dewasa dan ada juga orang tua. Namun belakangan lebih sering mereka memaki dan menyumpahin para penumpang yang memilih untuk tidak memeberi sedekah, tak jarang pegamen remaja dan dewasa menodong beberapa penumpang kemudian merampas barang-barang dan uang penumpang.
Cukup lama saya mengamati proses kemunduran ini di jalanan. Entah harus iba atau kesal dan marah dengan keadaan ini. Seperti tidak mungkin jika harus menuduh dan menyalahkan mereka atas apa yang menjadikan mereka profesi seperti itu dan kemudian bertindak curang bahkan anarkis dan kriminal. Dan sepertinya tidak mungkin juga hanya menyalahkan kebijakan-kebijakan pemerintah.
Tidak banyak yang bisa saya katakan dalam hal ini, Semua kembali ke diri kita masing-masing dalam berkemampuan, berpendidikan dan beragama sehingga membentuk pribadi yang kuat berprinsip dan bermoral.
Saya sebagai generasi bengsa ini juga berharap banyak dari pemerintah untuk dapat mewujudkan lapangan-lapangan kerja seperti yang di janjikan. Mungkin dengan begitu para pengemis dan pengamen-pengamen yg anarkis yang ada di jalanan bisa di salurkan sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga bangsa ini juga bisa mengembangkan sumber daya manusia indonesia sendiri, bukan nya melempar proyek-proyek negara ke lembaga-lembaga dan tenaga-tenaga asing, Dengan catatan para pelaku profesi pengemis, pengamen ataupun pengangguran mau belajar dan membangun pondasi di diri sendiri masing-masing.
Yang terpenting dalam catatan saya adalah  Menyadari dan memahami diri sendiri. apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan kita, kemudian belajar dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Pada akhirnya tiap-tiap pribadi yang menjadi lebih baik akan membuat bangsa ini menjadi lebih baik pula.

 
http://www.mahaputra.iblogger.org/index.php?p=2_11 
http://www.google.com/imgres?um=1&hl=en&sa=N&biw=1366&bih=604&tbm=isch&tbnid=uEB72CfkOdncpM:&imgrefurl=http://www.kaskus.us/showthread.php%3Fp%3D456255766&docid=PEMh49cDqslhaM&imgurl=http://lca.wisc.edu/~emraffer/Images/083a.jpg&w=566&h=360&ei=CT6xTtvbKIfLrQfWkr1N&zoom=1

No comments:

Post a Comment