Total Pengunjung

Friday, 14 December 2012

Mendapatkan Sukses Setelah Membakar Kapal



 Pada 711, 12.000 pasukan Muslim berangkat dari Maghreb dengan kapal-kapal mereka menuju Semenanjung Iberia. Pada saat itu, belum sekalipun kaum Muslim pernah berpijak ke tanahnya. Walaupun begitu, ekspedisi harus dilakukan untuk membebaskan rakyat Andalusia dari kekejaman Raja Roderick.

Sesampainya di Andalusia, Panglima pimpinan ekspedisi mendengar bahwa Roderick akan datang menyambutnya dengan pasukan yang jauh lebih besar dan lebih banyak dari pasukannya. Pasukan Muslim galau, namun pimpinannya tidak. Pimpinannya malah meminta mereka melakukan hal ekstrim: Bakar seluruh kapal!

Tatkala ditanyakan kepadanya “Wahai pemimpin, sesungguhnya engkau mencelakakan kita dengan membakar kapal-kapal yang membawa kita kesini” Maka pemimpin itu menjawab:

Sesungguhnya setiap daerah Allah dan bumi Allah adalah kampung halaman kita. Wahai manusia kemanakah kalian akan pergi. Sesungguhnya lautan ada di belakang kalian, dan musuh ada di depan kalian. Dan tidak ada yang tersisa pada kalian, Demi Allah, kecuali kebenaran dan kesabaran.

Dengan kebenaran dan kesabarannya, panglima itu dapat memimpin pasukannya meraih kemenangan melawan musuh yang berlipat-lipat jumlah maupun persenjataannya. Dan akhirnya diingat sebagai salah satu ekspedisi yang paling sukses, yang membawa Islam ke Andalusia. Namanya adalah Thariq bin Ziyad.

Thariq bin Ziyad adalah seorang entepreneur sejati. Islamnya Andalusia adalah buktinya. Apa mental-mental entepreneurship yang kita dapat pelajari dari beliau?

1. Bakar Kapal Anda
Seringkali kita temukan seorang entepreneur yang tidak berani fokus pada apa yang ia usahakan. Safe player bahasa kerennya, tidak mau mengambil risiko pada satu usaha. Padahal risiko sebanding dengan nilai yang kita dapatkan.

Ada yang mau berbisnis, tapi masih takut untuk meninggalkan pekerjaan. Sehingga hasil bisnis dan pekerjaannya setengah-setengah dan tidak maksimal, karena usaha dan waktu yang dicurahkan pun terbagi.

Thariq membakar kapal bukan tanpa sebab. Tetapi agar seluruh kaum Muslim sadar bahwa pilihannya hanya ada satu; maju, tidak ada pilihan mundur. There’s no plan B. Akhirnya seluruh daya upaya, baik pikiran maupun fisik dikerahkan secara maksimal untuk maju dan menang. Dan itu yang Thariq dapatkan.

Sama seperti kita, mungkin selama ini kegagalan kita diakibatkan oleh tidak seriusnya kita dalam satu hal. Tidak benar-benar mencurahkan perhatian kita, karena kita merasa masih memiliki rencana yang lain. Bila usaha kita belum menampakkan hasil yang maksimal. Saatnya kita mencoba untuk “membakar kapal”

2. Berjalan dalam kebenaran
Seseorang yang berjalan dalam kebenaran Islam tidak akan pernah rugi. Thariq sangat memahami hal itu. Ekspedisi ke Andalusia bukanlah ekspedisi sembarangan. Ia adalah ekspedisi yang dilakukan untuk meninggikan kalimat Allah. Sehingga Thariq berani meminta mereka membakar kapal. Karena Thariq memahami bahwa kehidupan ataupun kematian fii sabilillah adalah dua hal yang sama baiknya.

Dalam bisnis hal yang sama akan kita temukan. Mulai dari niat membuat suatu bisnis, apakah hanya demi materi semata atau betul-betul diniatkan ghayatul-ghayah (tujuan dari segala tujuan) adalah sebagai ibadah. Juga ketika berbisnis, kita dihadapkan pada  transaksi yang haram, riba, pinjaman-pinjaman haram dan segala macam hal yang membuat kita berpaling dari jalan kebenaran.

Ketika Thariq membakar kapalnya, ini adalah penegasan bahwa mereka berjalan dalam kebenaran. Dan bisnis pun harus begitu. Bila kita sudah meyakini bahwa kita “berjalan di jalan kebenaran”, maka ucapkan basmalah dan “bakarlah kapal”

3. Berjalan dalam kesabaran
Banyak pula pebisnis yang tidak sabar dalam usahanya. Menginginkan hasilnya segera tampak. Padahal yang terjadi di dunia nyata tidaklah semacam itu. Bisnis memerlukan kesabaran dan ketelatenan. Karena bisnis seperti bayi yang kita asuh hingga dewasa, mampu berdiri sendiri tanpa kita. Tapi harus diingat, agar itu terjadi, maka bayi harus disusui, diganti popoknya, dikelonin, diobati bila sakit, dan semua bentuk pengurusan yang lain.

Tidak ada bisnis sim salabim abra kadabra, semua bisnis memerlukan kesabaran. Karena itulah Thariq juga mengucapkan kalimat “Seandainya kalian mau bersabar dalam kesusahan yang sebentar saja, maka kalian akan menjalani kenikmatan dalam waktu yang panjang”

Kesimpulannya sudah jelas. Bakalralah kapal, sehingga kita dapat fokus menjalankan satu bisnis. Dan berjalanlah dalam kebenaran dan kesabaran. Memang sulit melakukan itu dalam bisnis. Tapi insya Allah semuanya terbayar ketika bisnis kita tumbuh dan berkah. Saat itu harta kita bukan hanya sebagai pembela kita di dunia, namun juga sebagai pembela kita di akhirat.

No comments:

Post a Comment